19 Juni 2008

STATISTIK IMAMKU
Oleh : Riswan Janawir
Tujuh hari dalam seminggu kehidupan ini kita jalani
29, 30 atau 31 hari dalam sebulan, 360 hari dalam setahun
Hari, bulan dan tahun terus berlalu, kehidupan terus berjalan
Hari-ini imanku naik, besok turun, dan lusa naik kembali
keimanan yang selalu berplutuatif
Mengapa tidak bisa stabil dengan baik, atau meningkat

Ya Allah faktor apa gerangan yang mempengaruhi kestabilan iman ini
Apakah kesombongan dan kecongkakan dalam diri ini belum pudar
Atau apakah riski yang hamba terima tidak halal.
Mungkin keakrapan dengan tetangga yang terabaikan
Atau mungkin sanak saudara yang tidak diperdulikan

Ya Allah korelasikanlah aktivitas hamba dengan keimanan hamba yang positif.
Seperti doa duha yang Engkau peruntukan kepada hamba-hambamu
Jika riskiku masih dalam bumi keluarkanlah
Jika riskiku dilangit turunkanlah
Jika riskiku jauh dekatkanlah
Jika riskiku haram halalkanlah

Ya Allah, Jangan Engkau jadi korelasi yang negatif.
Dan jangan Engkau jadikan keimanan ini kedalam golongan yang celaka
berikanlah petunjukmu selalu kepada hambamu ini.

10 Juni 2008

Ananda




Ini adalah Fhoto anak saya, pertama perempuan usianya 8 tahun dan yang nomor dua, laki-laki, usianya tujuh (7) tahun, keduanya
Aza Raissa Riswan
lahir di Jambi, tempat pada tanggal 4 Juni 2000 dan 29 Juni 2001, bersekolah di SD 47 Telanaipura Jambi, kelas Dua (2) dan kelas Satu (1). Olah raga kesukaan mereka bulu tangkis
Kolbi Ghosa Riswan

07 Juni 2008

Puisi

“Canangkan, Dengungkan, dan Suarakan”

Oleh : Riswan Janawir
Dosen STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI


Wajib belajar sembilan tahun engkau canangkan
Pemberantasan kemiskinan engkau dengungkan
Berantas buta huruf dan kebodohan engkau suarakan
Dan kami di kampus ini, menyambut apa yang engkau canangkan, dengungkan, suarakan
Tapi mengapa sebelum kami mengapai itu semua
Peluru-peluru mu menebus kepala,leher, dan jantung kami
Kami lemas, dan terkulai mati.

Wahai para pencanang, pengaung dan penyuara
Meskipun kami belum dapat mengapainya
Kami berdoa bersama kakek dan nenek kami
Yang juga telah di tembus peluru seperti kami
Agar teman-teman kami mengapainya, sebagaimana engkau mengapainya sekarang
Tapi engkau lupa, lupa, lupa dan lupa
Sehingga pelurumu menari-nari diatas anak bangsa.

Jakarta, Mei 98.

Puisi

“Dialog Pahlawan Reformasi
dengan Pahlawan Kemerdekaan”

Oleh : Riswan Janawir
Dosen STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI

Selamat datang di alamku cucuku
Mengapa kamu dikatakan pahlawan reformasi
Apa yang kau perbuat di kampus
kami menyuarakan reformasi yang kau buat dahulu
Tapi sekarang telah berubah, dan tak sesuai lagi dengan apa yang kakek perjuangkan dahulu
Korupsi, Kolusi, Nepotisme sekarang sudah menu utama santapan sehari-hari.
Bahkan masyarakat dunia tahu, negara kita terkorupsi di dunia.

Kakek, nenek
Reformasi yang kami suarakan bukan untuk mendapat anugerah pahlawan reformasi,
Mungkin begitu juga dengan gelar pahlawan yang kakek, nenek peroleh.
Kakek, nenek dan kami tidak menginginkan gelar itu semua
Yang kita inginkan bersama kebebasan bersuara, kebebasan berkumpul
Dan kebebasan mendapatkan penghidupan yang layak, pendidikan, pangan dan sandang

Oh…ya kakek, salam dari temanku yang lagi berjuang
Dan endaknya mereka jangan sepertiku
Dan jangan banyak lagi korban sepertiku
cucuku… sampaikan pesanku lewat mimpimu pada teman-teman ku yang masih berkuasa sekarang
Jangan peluru yang masih tersisa hasil perjuangan dahulu
Dilepaskan dan menari-nari ke cucu-cucuku di kampus
Mereka bersuara untuk perubahan semua
Sehingga kita bisa turut andil dalam perjuangan dunia
Sebagaimana surat wasiat yang engkau tinggalkan.

Jakarta, Mei 98